Di kota Dumai, suasana semakin hangat menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Calon-calon kepala daerah berlomba-lomba memperkenalkan diri dan visi-misi mereka. Poster-poster besar menghiasi setiap sudut kota.
Namun, ada satu momen yang berbeda. Sepeda Tak Belampu, yang selalu setia mengayuh di tengah keramaian, memutuskan untuk melakukan silaturahmi dengan DPRD Kota Dumai. Meski tak memiliki lampu depan, sepeda ini membawa semangat persatuan dan keberagaman.
Pak Etek, pemilik Sepeda Tak Belampu, mengayuh sepedanya menuju gedung DPRD. Di sana, dia bertemu dengan para anggota dewan yang sedang berdiskusi tentang masa depan kota. Sepeda Tak Belampu ingin menyampaikan pesan penting.
Pak Etek berbicara dengan Pak Budi, anggota DPRD yang dulu pernah menertawakan Sepeda Tak Belampu. “Kenapa kamu membawa sepeda tua seperti itu?” tanyanya.
Pak Etek tersenyum. “Sepeda ini mungkin tak sehebat milikmu,” katanya, “tapi ia memiliki cerita dan kenangan yang tak ternilai. Sepeda Tak Belampu adalah simbol persatuan dan keberagaman.”
Pak Budi terdiam. Sepeda Tak Belampu mengajarkan kita tentang nilai-nilai yang lebih penting daripada teknologi atau kekayaan. Ia membawa cahaya bagi semua orang yang dulu berbeda.
Sejak saat itu, Sepeda Tak Belampu menjadi perbincangan di DPRD. Para anggota dewan mengayuh sepedanya, berbagi cerita, dan merasakan semangat persatuan. Meski tak pernah memiliki lampu depan, sepeda ini tetap bergerak, membawa harapan dan perubahan bagi Dumai. 🚲🗳️
0 Comments